Saturday, July 21, 2007

Darah Lumpur

Darah Lumpur

satu keluarga ditimpa sepur tergelincir
karena rel licin, berlumur air
luka parah babakbelur
bahkan kaki seorang anak nyaris hancur

orangorang segera menolong
membawa ke puskesmas terdekat
takut mati kehabisan darah
tapi puskesmas ditelan lumpur
lalu ke rumahsakit

rumahsakit dirubung pengantar
tapi resepsionis sibuk ngurus ponsel
mengirim SMS untuk calonbintang
syukursyukur dapat hadiah
lumayan, lebih dua bulan gaji

“ini lagi gawat, suster!”
orangorang menggebrak meja
resepsionis terkejut, takut
rombongan satpam menyambut
demi ketertiban dan keamanan
dua orang ditahan satpam, dilaporkan ke polsek
orang polsek datang, menciduk dua orang
untuk diamankan dan dimintai keterangan
tentu saja harus opname di markas polsek

“di sini sudah banyak pasien seperti itu
belum juga bisa ditangani
karena dokterdokter sedang rapat
juga seminar kesehatan di pusat,”
ujar seorang resepsionis

“ini lagi darurat, suster!
kami siap bayar berapa pun!”

omongomong ngalorngidul ngulonngetan
akhirnya resepsionis menerima
begitulah uang menjembatani

“korbankorban butuh suntikkan darah,”
kata pihak rumahsakit
mereka pasang badan, siap donor darah
masingmasing masuk ke ruang sedot darah

meski lemas mereka tersenyum
niat luhur tersimpan di kantongkantong darah
masingmasing pun menenggak larutan tambah darah

pengobatan segera dibuat
cuma ada perawatperawat
apa boleh buat
keadaan darurat
korban harus selamat
kalau telat, gawat
nafasnafas lewat
tamat

“keluarga itu tidak bisa menerima darah
sebab golongan darahnya berbeda dengan kita,”
kata jurubicara perawat
para pendonor heran campur kecewa

“darah korbankorban bergolongan lumpur,”
ujar jurubicara dokter sambil ngeloyor

gang jablay, 2007

No comments: